25.2.10

Menjaga Relasi dengan Saudara Seiman

 .

Karena Alkitab tidak mengatur segala sesuatu secara terperinci, perbedaan pandangan antar orang beriman tak bisa dihindarkan. Iman kita seharusnya seragam dalam masalah-masalah dasar, tetapi kita tidak perlu mempersoalkan perbedaan pendapat dalam hal-hal sepele.

 

Bagi Rasul Paulus, masalah terpenting dalam Kerajaan Allah adalah hal-hal yang berkaitan dengan kebenaran di hadapan Allah yang hanya bisa diperoleh karena iman di dalam Kristus (3:22) serta damai sejahtera dan sukacita yang merupakan ciri dari buah Roh Kudus (lihat Galatia 5:22). Masalah makanan (halal atau haram) serta masalah penentuan hari merupakan masalah sepele yang tidak perlu diperdebatkan. Jangan sampai hubungan kita dengan saudara seiman kita menjadi rusak hanya karena kita mempersoalkan masalah sepele seperti makanan dan hari.

Bacaan Alkitab hari ini memberikan beberapa pedoman yang bisa kita pakai dalam menjaga relasi dengan saudara seiman. Pertama, jangan mempersoalkan, apalagi menghina atau menghakimi saudara seiman karena masalah-masalah sepele (14:1-3), sehingga menimbulkan sakit hati (14:15). Kedua, hanya Allah yang berhak untuk menghakimi (14:10). Bila kita menghakimi saudara seiman yang berbeda pendapat dengan kita, sebenarnya kita sedang merampas posisi Allah (14:4). Ingatlah bahwa setiap orang harus mempertanggungjawabkan imannya secara pribadi di hadapan Allah (14:12). Ketiga, marilah kita mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan yang berguna untuk saling membangun. Keempat, berusahalah agar tidak menjadi batu sandungan bagi saudara seiman kita (14:20-21). Kelima, jangan ragu-ragu untuk berbeda pendapat. Peganglah keyakinan kita dengan iman (14:22-23).

 

Penn

 

24.2.10

Allah itu BERDAULAT

.

Manusia tidak memiliki hak untuk membantah/memprotes/menentang/menyalahkan keputusan Allah karena manusia adalah ciptaan dan Allah adalah Pencipta (Roma 9:20-21), sehingga Allah memiliki wewenang untuk membuat keputusan tanpa meminta pertimbangan manusia.

.

12.2.10

Resep Pernikahan Bahagia

Resep Pernikahan Bahagia


Suatu ketika saat saya belajar untuk menjadi trainer dari Zig Ziglar, Krish Dhanam, Global ambasaddor dari Zig Ziglar bercerita kepada saya bahwa orang yang dianggap sukses adalah bila dia bukan hanya sukses dipekerjaannya saja tetapi juga sukses dirumah tangganya. Juga dia pernah berucap, bahwa dia mempunyai sebuah kebiasaan yang indah walaupun dia sering keluar kota bahkan keluar negeri tetap saja dia berbicara kepada istri serta anaknya. Bahkan dia selalu mengucapkan I love you setiap selesai pembicaraan di skype.

Saat saya tanya, apakah dia selalu mengucapkan i love you setiap hari? Dia katakan iya, lalu dia bercerita kepada saya kenapa terjadinya sebuah perselingkuhan. Bisa jadi karena pasangan kita kurang mendapatkan kata atau ucapan sayang dari pasangannya.

Berbeda saat pacaran dulu mungkin akan berhamburan kata sayang atau cinta. Tetapisaat menikah duhhhh beda banget. Dan ada satu kata dari dia yang cukup bagus, kalau anda tidak mengucapkan kata sayang atau cinta maka suatu saat bisa saja tangki cinta dia akan kosong. Na bila tangki cintanya kosong maka bisa jadi ada orang lain yang mengisinya dengan cara mengatakan cinta. Apakah itu sama saja dengan tidak berabe? Gimana kalau akhirnya dia menangapi kata cinta tadi? Wuihhhhh .. sudah tahu akhir ceritanya bukan?

Dalam buku Zig Ziglar “See you At The Top" ada beberapa resep agar perkawinan tetap menjadi bahagia. Caranya bagaimana? Begini caranya:


1. Mengingat ketika masa anda sedang jatuh cinta kepada dia sebelum menikah Ingatlah ketika masa pacaran dulu, kenapa anda jatuh cinta kepada dia dan anda selalu berusaha untuk menampilkan yang terbaik dari diri anda kepada pasangan anda. Selalu ramah, sopan, penuh perhatian, bijaksana dan baik. Dan untuk mempertahankan rumah tangga, kuncinya adalah kembali ketika masa anda sebelum menikah

2. Perkawinan bukanlah tawaran 50/50 tetapi memberikan komitmen penuh 100/100. Dalam perkawinan anda harus menyerahkan diri anda kepada pasangan anda. Bukan hanya sekedar agar jangan sakit maka saya kasihnya 50 saja dulu. Lah gimana perkawinan mau langgeng kalau persepi diawal saja sudah salah. Ingat loh. Your perception is your projection.

3. Awali dan akhiri kegiatan setiap hari dengan pernyataan cinta bagi pasangan anda. Awalnya buat saya setelah menikah 5 tahun untuk memulai kata cinta, wuihhh susahnya setengah mati. Bahkan saya ada klien yang mengatakan, gila apa. Gengsi atau norak ngomong cinta. Lah kok bisa gitu? Mentang-mentang sudah jadi milik dipikir ngga perlu ngomong lagi apa? Jpercaya deh, begitu anda ngomong sayang dan cinta, wuihhh semua berubah deh.

4. Kejutkanlah dia dengan memberikan hadiah atau kartu. Ini juga kejadian dengan saya, kok saya ngga pernah membeli bunga, eh tahu-tahu kasih bunga, dan istri saya sampai senengnya minta ampun. Awalnya dipikir saya nyeleweng ya makanya ngasih bunga hahahaha. tapi kenyataannya. Sampai hari ini saya setia tuh dengan pasangan saya yang cantik ini.

5. Nikmatilah waktu bersama dengan dia yang bermutu. Setelah saya menikah 6 tahun, saya menyadari bahwa saya perlu mempunyai kualitas waktu yang berharga dengan istri. Dan menariknya dalam masa sekitar 3 jam itu bersama istri saya, wuihhh berasa kembali ketika masa pacaran dulu. Ingat, kalau jalan-jalan pakailah baju yang terbaik jangan daster yahhh.

6. Cobalah menjadi pendengar yang baik Pendengar yang baik tidaklah terlalu mudah, apalagi maunya bawaannya kalau ngga proteksi malah ngasih nasehat. Kadang pasangan kita ngga membutuhkan nasehat kok. Dia hanya membutuhkan kita untuk mendengarkan dia saja. Coba sekali-kali tahan nafas anda begitu ada kata yang mau keluar dari mulut anda.

7. Jangan buat pasangan anda sebagai pesaing terhadap anak anda untuk mendapatkan perhatian anda Na, alasan klasik biasanya kalau diajak keluar adalah jangan deh, ajak anak-anak. Kasian deh, ajak merekalah. Lah kalo begini terus. Gimana mau mesra? Ingat, pasangan anda tetaplah manusia yang butuh diperhatikan. Ingat woii, isi tangki cintanya. Siapkan waktu untuk mereka.

8. Apabila terjadi perbedaan paham, itu boleh-boleh saja tetapi anda tidak boleh marah. Marah boleh, beda paham boleh tetapi tetap pegang kata bahwa perbedaan paham itu tidak akan membuat menjadi kata cerai. Kebanyakan perkawinan adalah paling enak ngomong cerai. Jadi hold your breath dan jangan langsung keluarkan kata cerai. Ingat, semua perbedaan itu pasti mempunyai maksud baik. Hanya mungkin caranya saja yang berbeda.

9. Ingatlah bahwa keluarga harus mempunyai pemimpin yang akan mengambil keputusan walau dalam keadaan sulit sekalipun. Dalam suatu perjalanan rumah tangga kadang sering adanya suatu kondisi yang membutuhkan keputusan. Dan ayah sebagai pemimpin rumah tangga, haruslah bertanggungjawab sebesar-besarnya demi mempertahankan rumah tangga dan buatlah keputusan apapun berkaitan kondisi keluarga dan doakan hasilnya kepada Tuhan.

10. Anda harus berupaya habis-habisan untuk menyenangkan atau memahami pasangan anda Awalnya saya pernah mendengar yang namanya cinta tanpa syarat. Saya pikir ahhhh teori. Nggak mungkin. Tetapi setelah berjalan 7 tahun menikah, saya akhirnya menemukan arti sesungguhnya cinta tanpa syarat. Cinta tanpa syarat artinya kita menerima kelebihan dan kekurangan pasangan kita apa adanya. Bahkan biar istri saya bangun siang, ngga bisa masak, ngga bisa dandan tetap saja dia adalah istri saya yang saya pilih menjadi pasangan hidup saya. Dan yang paling penting, jangan dengarkan pihak ke tiga yang kadang semakin memperkeruh kondisi keluarga. Belum orang tuanya ngomong, enak aja anak gue diginiin, ngga bisa harus melakukan ini dan itu. Saya sarankan, jangan didengarkan. Ingat anda yang menikah. Bukan orang ketiga tersebut yang menikah. Alasan anda menikah dulu saya yakin pasti kuat bukan?

11. Cobalah resep cinta : 1 cangkir cinta, 2 cangkir kesetiaan, 3 cangkir kesediaan memaafkan, 1 cangkir persahabatan, 5 sendok harapan, 2 sendok kelembutan, 4 liter iman dan 1 barel tertawa.

12. Hendaklah kamu selalu ramah terhadap pasangan anda, penuh kasih mesra dan saling memaafkan. Apakah susah kita bergandengan tangan? Atau memeluk saat jalan? Bahkan saya pernah melihat ada seorang suami istri yang sudah punya 2 orang anak masih pangku-pangkuan didepan umum. Iri bukan kalau kita melihatnya? Kenapa anda tidak melakukannya? Biarkan orang lain iri melihatnya hahahaha..

13. Berdoa bersama-sama. Ajaklah pasangan anda selalu berdoa atau bersembayang bersama. Karena konon Tuhan lebih mendengarkan orang berdoa kalau dalam keluarga itu mau berdoa dan bersembayang bersama-sama. Dan ini menjalin hubungan mesra dengan sang Pencipta.

14. Ingatlah selalu, apabila terjadi pertengkaran yang tidak terhindarkan. Siapa yang memulai untuk menyelesaikannya tidaklah penting. Namun orang yang memulai itu memperlihatkan kematangan dan cinta yang lebih besar. Dah, jangan gengsi-gengsian. Buruan deh meminta maaf atau menyelesaikannya. Kadang kita suka egois, ngga mau ah. Ngapain gue minta maaf, lah dia yang mulai. Ngga mau. Harga diri gue bisa rusak. Lah ini bukan masalah harga diri tetapi masalah kelangsungan rumah tangga bukan? Bukankah lebih baik manusia itu selalu berpasang-pasangan? Apalagi bisa dengan satu pasangan yang sama. Wuihhhh indahnya bukan?


Jadi, renungkanlah kata-kata diatas sehingga perkawinan kalian akan langgeng sampai kakek dan nenek.

Sukses untuk anda.

5.2.10

Hidup Jangan Tertidur


".........kita bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda."
 
Banyak orang yang menjalani hidup ini dalam keadaan tertidur.

Lahir.......tumbuh.........menikah........mencari nafkah........membesarkan anak........dan akhirnya, meninggal dalam keadaan tertidur.   Analoginya adalah seperti orang yang terkena hipnotis. Kita tahu di mana menyimpan uang. Kita pun tahu persis nomor pin. Dan kitapun menyerahkan uang pada orang tidak dikenal. Kita tahu, tapi tidak sadar. Karena itu, kita bergerak bagaikan robot-robot yang dikendalikan orang lain, lingkungan, jabatan, uang, dan harta benda.

Pengertian "menyadari"  amat berbeda dengan "mengetahui".  
=> Kita tahu berolah raga penting untuk kesehatan, tapi kita tidak juga melakukannya.
=> Kita tahu memperjualbelikan jabatan itu salah, tapi kita menikmatinya.
=> Kita tahu berselingkuh dapat menghancurkan keluarga, tapi kita tidak dapat menahan godaan.
=> Kita tahu hidup perlu merencanakan keuangan buat masa depan, tapi kita tidak dapat menahan keinginan memuaskan diri.
=> Kita tahu hidup tidak bisa selamanya terlelap dalam "comfort zone", tapi keinginan untuk tetap tinggal dalam zona itu sangat kuat menahan

Tahu.... tapi tidak sadar!

Ada dua hal yang dapat membuat orang menjadi sadar. Pertama -  peristiwa-peristiwa pahit dan musibah.  Musibah sebenarnya adalah rahmat terselubung karena dapat membuat kita bangun dan sadar. Kita baru sadar pentingnya kesehatan ketika kita sakit.  Kita baru sadar pentingnya olahraga sewaku kadar kolesterol, kadar gula atau tensi darah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kita baru sadar nikmatnya bekerja setelah kena PHK.  Seorang wanita karier baru menyadari bahwa keluarga jauh lebih penting setelah anaknya terkena narkoba. Seorang sopir taksi pernah bercerita bahwa ia baru menyadari bahayanya judi setelah hartanya habis.

Kedua - kematian, mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjualbelikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, lalu tiba-tiba saja meninggal. Bayangkan kalau sedang menonton film di bioskop. Pertunjukan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, "Silakan pulang, pertunjukan sudah selesai!  Kita protes, bahkan ingin menunggu sampai listrik hidup kembali. Tapi, si penjaga hanya berkata tegas, "Pertunjukan sudah selesai, listriknya tidak akan pernah hidup kembali."

Itulah analogi sederhana dari kematian. Kematian orang yang kita kenal, apalagi kerabat dekat kita sering menyadarkan kita pada arti hidup ini. Kematian menyadarkan kita pada betapa singkatnya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele, dan betapa bodohnya kita menimbun kekayaan yang tidak sempat kita nikmati. Hidup ini seringkali menipu dan meninabobokan orang. Untuk menjadi bangun kita harus sadar mengenai tiga hal, yaitu siapa diri kita, darimana kita berasal, dan ke mana kita akan pergi. Untuk itu kita perlu sering mengambil jarak dari kesibukan kita dan melakukan kontemplasi.

Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman- pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi. Manusia bukanlah makhluk bumi melainkan makhluk langit. Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan rumah untuk mencari rumah yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.

Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Ketika menyadari hal ini, kita tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup!  Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan -- kalau hasilnya tidak dapat dinikmati selama-lamanya. Apalagi kita sudah merusak jiwa sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi.

Lantas, apakah kita perlu mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pahit tersebut agar kita sadar? Jawabnya: ya!  Tapi kalau kita merasa cara tersebut terlalu mahal, ada cara kedua yang jauh lebih mudah: Belajarlah MENDENGARKAN. Dengarlah dan belajarlah dari pengalaman orang lain. Bukalah mata dan hati untuk mengerti, mendengarkan, dan mempertanyakan semua pikiran dan paradigma kita.

Sayangnya, banyak orang yang mendengarkan semata-mata untuk memperkuat pendapat mereka sendiri, bukannya untuk mendapatkan sesuatu yang baru yang mungkin bertentangan dengan pendapat mereka sebelumnya. Orang yang seperti ini masih tertidur dan belum sepenuhnya bangun.

Hidup Jangan Tertidur!  






2.2.10

Beyond Imagination !

.
.
A college professor at a Christian school perceived that his students held a distorted view of heaven; they considered it to be static and boring. So, to stir their imaginations, he asked them these questions:

“Do you wish you would wake up tomorrow morning to discover that the person you loved most passionately loved you even more? Wake up hearing music you have always loved but had never heard with such infinite joy before? Rise to the new day as if you were just discovering the Pacific Ocean? Wake up without feeling guilty about anything at all? See to the very core of yourself, and like everything you see? Wake up breathing God as if He were air? Loving to love Him? And loving everybody else in the bargain?”

In response to that professor’s intriguing questions, the students all lifted their hands. If that’s what heaven will be like, and even infinitely more so, they certainly wanted to be there.

“I go to prepare a place for you,” Jesus told His disciples (John 14:2). We all share the desire—really a deep-down yearning—to be in that glorious home forever. It is a place of indescribable bliss. And the supreme blessing will be the presence of our Lord Jesus Christ Himself!  — Vernon C. Grounds

When we all get to heaven,
What a day of rejoicing that will be!
When we all see Jesus,
We’ll sing and shout the victory. —Hewitt

The greatest pleasures of earth cannot be compared to the joys of heaven.

Penn.
.
.

Speaking The Truth



It’s better to declare the truth and be rejected than to withhold the truth just to be accepted.


Don't Forget to Visit Here..

`Encyclopaedia Metallum: The Metal Archives

`Google[dot]Com

`Lemari Buku Vina

`Internet Movie DataBase

`Wikipedia