29.1.10

Pemilihan Allah yang Tak Mudah Dimengerti



Secara moral, Yakub tidak lebih baik daripada Esau. Dia memperoleh hak kesulungan dan berkat yang hendak diberikan Ishak dengan cara yang curang. Allah memilih Yakub dan menolak Esau bukan karena kebaikan Yakub, melainkan semata-mata karena Allah menghendaki hal itu.

Saat Esau kelelahan, Yakub memberi semangkuk kacang merah dengan meminta imbalan hak kesulungan yang merupakan hak Esau (25:29-34). Saat Yakub hendak memberikan berkatnya kepada Esau, Yakub mengikuti anjuran ibunya untuk menyamar sebagai Esau agar bisa memperoleh berkat yang hendak diberikan oleh Yakub (27:1-29). Kecurangan Yakub ini tidak bisa dibenarkan. Sekalipun demikian, Allah yang berdaulat (memiliki wewenang untuk memilih) ternyata memilih Yakub (dan menolak Esau) untuk mewarisi janji Allah kepada Abraham (Mazmur 135:4; Maleakhi 1:2-3; Roma 9:13). Di satu sisi, perlu diingat bahwa pemilihan Allah ini tidak dimaksudkan untuk membenarkan kecurangan Yakub. Di sisi lain, jelas terlihat bahwa pemilihan Allah tidak didasarkan pada kebaikan manusia, melainkan pada kebebasan Allah untuk memilih.

Dalam Alkitab, seringkali kita tidak mudah untuk memahami kriteria pemilihan Allah. Musa, seorang yang rendah diri (minder), ternyata dipilih dan diperlengkapi Allah untuk menjadi pemimpin terbesar di dalam Perjanjian Lama. Daud, seorang yang dipandang rendah oleh saudara-saudaranya, ternyata dipilih Allah untuk menjadi raja yang diidolakan selama berabad-abad. Paulus, seorang yang sebelumnya mengejar-ngejar orang Kristen, menangkap dan memasukkan orang Kristen ke dalam penjara, ternyata dipilih Allah untuk menjadi seorang rasul yang pelayanan dan karyanya lebih menonjol dibandingkan para rasul yang lain. [P]



No comments:

Post a Comment


Please leave your comment here..
No profanity please ..

Don't Forget to Visit Here..

`Encyclopaedia Metallum: The Metal Archives

`Google[dot]Com

`Lemari Buku Vina

`Internet Movie DataBase

`Wikipedia